Pedoman Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
KATA PENGANTAR
Kita semua menyadari bahwa kemajuan suatu bangsa amat bergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Demikian pula dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkualitas tinggi tidak bisa lepas dari pendidikan. Kegiatan memajukan pendidikan diIndonesia telah dilakukan antara lain melalui peningkatan pendidikan yang diwujudkan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Pasal 1 menyebutkan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencanauntuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Salah satu sarana dalam menunjang proses belajar dan mengajar di sekolah adalah
perpustakaan. Perpustakaan sekolah dewasa ini bukan hanya merupakan unit kerja yang menyediakan bacaan guna menambah pengetahuan dan wawasan bagi murid, tapi juga merupakan bagian yang integral pembelajaran. Artinya, penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah dengan mengadakan bahan bacaan bermutu yang sesuai kurikulum, menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi, dan kegiatan penunjang lain, misalnya berkaitan dengan peristiwa penting yang diperingati di sekolah.
Dengan membanjirnya informasi dalam skala global, perpustakaan sekolah diharapkan tidak hanya menyediakan buku bacaan saja namun juga perlu menyediakan sumber informasi lainnya, seperti bahan audio-visual dan multimedia, serta akses informasi ke internet. Akses ke internet ini diperlukan untuk menambah dan melengkapi pengetahuan anak dari sumber lain yang tidak dimiliki oleh perpustakaan di sekolah. Menyikapi hal ini pustakawan sekolah dan guru perlu mengajarkan kepada murid untuk dapat mengenali jenis informasi apa saja yang diperlukan dan menelusurinya melalui sumber informasi tersebut di atas. Untuk itu diperlukan program pengetahuan tentang literasi informasi di sekolah. Dengan mengikuti program semacam itu murid diarahkan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah melalui informasi yang diperolehnya. Kemampuan ini juga kelak akan bermanfaat di kemudian hari dalam meniti perjalanan kariernya.
Sejalan dengan keinginan untuk mewujudkan sebuah perpustakaan sekolah sebagaimana disebutkan di atas, tentu harus ada kerja sama dan sinergi, termasuk apresiasi, terhadap perpustakaan di antara para pustakawan sekolah, guru, kepala sekolah serta komite sekolah. Dalam menjembatani upaya ini International Federation of Library Association (IFLA), sebuah asosiasi perpustakaan tingkat dunia, telah menyusun sebuah panduan untuk digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam pengembangan perpustakaan sekolah, termasuk di dalamnya lembaga pemerintah dan swasta, kementerian, perusahaan, LSM dan pemerhatipendidikan
Perpustakaan Nasional RI dan Departemen Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintah di negeri ini yang berkepentingan dalam pengembangan perpustakaan sekolah di Indonesia. Pada tahun 2006 kedua institusi ini saling bekerja sama untuk menterjemahkan, menerbitkan dan menyebarluaskan panduan IFLA tersebut. Selain dalam bentuk cetakan, panduan ini sudah dapat dibaca melalui website Perpustakaan Nasional RI (www.pnri.go.id), Departemen Pendidikan Nasional (www.jardiknas.org), dan IFLA (www.ifla.org).
Atas upaya ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Departemen Pendidikan Nasional dan kepada tim penterjemah yaitu Hernandono MLS., MA, Prof. Dr. Sulistyo Basuki dan Dra. Lucya Dhamayanti, MHum. sertasemua pihak yang telah membantu dalam mengolah panduan ini. Harapan kami adalah melalui panduan ini akan mewujudkan pandangan yang sama dalam usaha pengembangan perpustakaan, khususnya perpustakaan sekolah, di Indonesia.
Jakarta, Desember 2006
Kepala Perpustakaan Nasional RI,
Dady P. Rachmananta
PENDAHULUAN
Manifesto Perpustakaan Sekolah: perpustakaan sekolah dalam pendidikan dan tenaga pendidikan untuk semua,diterbitkan IFLA/UNESCO pada tahun 2000. Terbitan tersebutditerima dengan baik di seluruh dunia dan diterjemahkan kedalambanyak bahasa. Terjemahan baru terus bermunculan dan para pustakawan di seluruh dunia menggunakan Manifesto tersebut untuk meningkatkan peran perpustakaan sekolah di daerah dan negaramasing-masing.
Manifesto tersebut menyatakan:
Setiap Pemerintah melalui kementerian yang bertanggung jawabatasbidang pendidikan harus mengembangkan strategi, kebijakan dan perencanaan yang berkaitan dengan pelaksanaan prinsip-prinsip Manifesto ini.
Panduan ini disusun agar para pengambil kebijakan di tingkat nasional dan lokal di seluruh dunia mengetahui dan memberikan dukungan serta bimbingan dan bimbingankepada komunitas perpustakaan. Panduan ini juga ditulis guna membantu sekolah-sekolah agar dapat menerapkan prinsip yang dinyatakan dalam manifesto ini.
Penulisan naskahpanduan tersebutmelibatkan banyak orang di banyak negara dengan latar belakang situasiyang berbeda-bedaserta mencoba memenuhi kebutuhansemua jenissekolah. Panduan ini harus dibaca dan digunakan dalam konteks setempat. Berbagai lokakarya telah diselenggarakan selama konferensi IFLA; berbagai pertemuan dan diskusi di antara para pakar perpustakaan telah berlangsung baik melalui tatap muka maupun lewat surat elektronik (email). Panduan ini merupakan hasil sejumlah perdebatandan konsultasi.
Untuk itu, para editorpanduan ini mengucapkan terima kasih. Di samping itu, para penyusun juga menyampaikan penghargaan untuk peranserta panitia pengarah seksi perpustakaan sekolah dan pusat sumberdaya, serta berbagai panduan yang berasal dari berbagai negara yang telah disampaikan ke IFLA/UNESCO, khususnya Panduan Perpustakaan Umum yang diterbitkan IFLA pada tahun 2001.
Seksi tersebut juga telah menerbitkan Perpustakaan Sekolah Dewasa ini dan Masa
Mendatang pada tahun 2002. Penyusun berharap bahwa manifesto, visi dan panduan ini, secara bersama-sama akan menjadi dasar berdirinya perpustakaan sekolah yang unggul di manapun berada.
Tove Pemmer Saetre
dan Glenys Willars
2002
BAB1.MISIDANKEBIJAKAN
“Perpustakaan sekolah dalam pendidikan dan pembelajaran untuk semua”.
1.1Misi
Perpustakaan sekolah menyediakaninformasi dan ide yang merupakan fondasi agar berfungsi secara baik di dalam masyarakat masa kini yang berbasis informasi dan pengetahuan. Perpustakaan sekolah merupakan sarana bagi para murid agar terampil belajar sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya pikir agarmereka dapat hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
1.2Kebijakan
Perpustakaan sekolah hendaknyadikelola dalamkerangka kerja kebijakan yang tersusun secara jelas. Kebijakan perpustakaan sekolah disusun denganmempertimbangkanberbagai kebijakan dan kebutuhan sekolah yang menyeluruh, serta mencerminkan etos, tujuan dan sasaran maupun kenyataansekolah.
Kebijakan tersebutmenentukan kapan, di mana, untuk siapa dan oleh siapa potensi maksimal akan dilaksanakan. Kebijakan perpustakaan akan dapat dilaksanakan bila komunitas sekolahmendukung dan memberikan sumbanganpada maksud dan tujuan yang ditetapkan di dalam kebijakan. Karena itu, kebijakan tersebut harus tertulis dengan sebanyak mungkin keterlibatan yang berjalan secara dinamis, melalui banyakkonsultasiyang dapat diterangkan,serta hendaknyadisebarkan seluas mungkin melalui media cetak.
Dengan demikian, filosofi, ide, konsep dan maksud untuk pelaksanaan dan pengembangannya akan makin jelas serta dimengerti dan diterima, sehingga hal itu dapat segera dikerjakan secara efektif dan penuh semangat. Kebijakan tersebut harus komprehensif serta dapat dilaksanakan.Kebijakan perpustakaan sekolah tidak boleh ditulis oleh pustakawan sekolah sendirian, tetapi harus melibatkan para guru dan manajemen senior. Konsep kebijakan harus dikonsultasikan secara luas di sekolah danmendapat dukungan melalui diskusi terbuka yang mendalam. Dokumen dan rencana kerja berikutnya akanmenjelaskan peranan perpustakaan dalamhubungannya dengan
berbagai aspek berikut:
•kurikulum sekolah
•metode pembelajaran di sekolah
•memenuhi standar dan kriteria nasional dan lokal
•kebutuhan pengembangan pribadidan pembelajaranmurid dan
•kebutuhan tenaga pendidikan bagi staf
•meningkatkanaraskeberhasilan.
Komponen yang memberikan sumbangan ikut ambil bagian dalam perpustakaan sekolah yang dikelola dengan baik dan efektifsecara maksimal adalahsebagai berikut:
•anggaran dan pendanaan
•tempat/lokasi
•sumberdaya
•organisasi
•ketenagaan
•penggunaan perpustakaan
•promosi.
Semua komponen tersebut di atas adalah penting di dalam kerangka kerja kebijakan dan
rencana kegiatanyang realistis. Aspek tersebut akan dibahas di dalam dokumen ini. Rencana kegiatan harus mencakup strategi, tugas, sasaran, pemantauan dan evaluasi secara rutin. Kebijakan dan rencana merupakan dokumen aktif yang harus selalu ditinjau ulang.
1.3Pemantauan dan Evaluasi
Dalam prosesmencapai tujuan perpustakaan sekolah, pihak manajemen harus secara kontinyu memantau kinerja layanan untuk menjamin bahwa strategiyang digunakan mampu mencapai berbagai sasaran yang telah ditentukan. Kegiatan pembuatan berbagai statistik harus dilakukan secara berkala guna mengetahui arah perkembangan. Evaluasitahunan hendaknya mencakup semua bidang kegiatan yang dimuat dalam dokumenperencanaan dan meliputi butir berikut:
•apakah kinerja layananmencapai sasaran dan memenuhi tujuan yang ditentukan perpustakaan, kurikulum dan sekolah
•apakah kinerja layanan memenuhi kebutuhan komunitas sekolah
•apakah kinerjamampu memenuhi kebutuhan yang berubah
•apakah sumberdaya layanan kinerjatercukupi
•dan apakah pembiayaan layanan kinerjaefektif. biaya
ndikatorkinerjautamaberikut inimerupakan alat yang berguna untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian tujuan perpustakaan:
Indikator penggunaan:
•pinjaman per anggota komunitas sekolah (dinyatakan per murid dan per tenaga pendidik )
•jumlah kunjungan perpustakaan per anggota komunitassekolah (dinyatakan per murid dan per tenaga pendidik)
•peminjamanper butiran materi perpustakaaan (yaitu perputaran koleksi)
•pinjamanper jam buka perpustakaan (selama jam sekolah dan setelah jam sekolah berakhir)
•pertanyaan referens yang diajukansetiapanggota komunitas sekolah (dinyatakan per murid dan per tenaga pendidik)
•penggunaan komputer dan sumber informasi terpasang.
Indikator sumberdaya:
•jumlah buku yang tersedia untuk setiap anggota komunitas sekolah
•ketersediaan terminal/komputer mejauntuk setiap anggota komunitas sekolah
•ketersediaan akses terpasang komputer untuk setiap anggota komunitas sekolah
Indikator sumber daya manusia:
•nisbah antara staf ekuivalentenaga penuh-waktu dengananggota komunitas sekolah
•nisbah antara staf ekuivalentenaga penuh-waktu dengan penggunaan perpustakaan
Indikator kualitatif:
•survei kepuasan pengguna
•kelompokfokus (focus groups)
•kegiatan konsultasi
Indikator biaya:
•biaya per unit untuk berbagai fungsi, layanan dan kegiatan
•biayastafperfungsi (contoh, peminjaman buku)
•jumlah biaya perpustakaanuntuk setiap anggotamasyarakatsekolah
•jumlah biaya perpustakaan yang dinyatakan dalam prosentase dari jumlah anggaransekolah
•biaya media yang dinyatakan dalam prosentasejumlah anggaran sekolah
Indikator perbandingan:
•Tolok ukur data statistik dibandingkan dengan layanan perpustakaan yang relevanserta terbandingkan di sekolah lain dengan besaran dan karakteristik yang sama.
BAB2.SUMBERDAYA
“Perpustakaan sekolah harus memperoleh dana yang mencukupi dan berlanjut untuk tenaga yang terlatih,materi perpustakaan, teknologidan fasilitasserta aksesnya harus bebas biaya”
2.1Pendanaan dan Anggaran Perpustakaan Sekolah
Untuk menjamin agar perpustakaan memperoleh bagian yang adil dari anggaran sekolah , butir berikut penting artinya:
•memahamiproses penganggaran sekolah
•menyadari jadwal siklus anggaran
•mengenal siapa yang menjadi tenaga penting
•memastikanbahwa segala kebutuhan perpustakaan teridentifikasi.
Dalam merencanankan anggaran komponenrencana anggaran berikut mencakup:
•biaya pengadaan sumberdaya baru (misalnya, buku, terbitan berkala/majalah dan bahan terekam/tidak tercetak); biaya keperluan promosi (misalnya, poster)
•biaya pengadaan alat tulis kantor (ATK) dan keperluan administrasi
•biayaberbagai aktivitas pameran dan promosi
•biaya penggunaanteknologi komunikasi dan informasi (ICT), biaya perangkat lunak dan lisensi, jika keperluan tersebut belum termasuk di dalam biayateknologi dan komunikasi informasiumum di sekolah.
Sebagai ketentuanumum, anggaran materialperpustakaan sekolah paling sedikit adalah 5% untuk biaya per murid dalam sistim persekolahan, tidak termasuk untuk belanja gaji dan upah, pengeluaran pendidikan khusus,anggarantransportasi sertaperbaikan gedung dan sarana lain.
Biaya untuk tenaga perpustakaan mungkindapat dimasukkan di dalam anggaran perpustakaan, meskipun di sebagian sekolah hal itu lebih tepatdimasukkan di dalam anggaranstafumum.Hendaknyadiperhatikan bahwa pada saat menghitung biaya tenaga untuk perpustakaan, maka pustakawan sekolah perlu dilibatkan. Jumlah uang yang tersedia untuk ketenagaanberkaitan erat dengan isupenting, seperti berapa lama jam buka perpustakaan dapat diselenggarakan dan standar serta bentuk layanan yang dapat diberikan. Proyek khusus dan perkembangan lainnyaseperti kebutuhan rak baru memerlukan permintaan anggaran tersendiri.
Penggunaan anggaran harus direncanakan secara cermatuntuk keperluan setahun serta berkaitan dengan kerangka kerja kebijakan. Laporan tahunan hebdaknya dapat memberikan gambaran bagaimanaanggaran telah digunakan serta kejelasan apakah jumlah uang yang digunakan untuk perpustakaan telah mencukupi untuk tugas perpustakaan sertamencapai sasarankebijakan.
Pustakawan sekolah harus mengetahui secara jelas pentingnya anggaran yang cukup untuk perpustakaan, dan perlu menyampaikan ke manajemen senior karena perpustakaan melayani seluruh komunitas sekolah. Untuk meningkatkan anggaran perpustakaan sekolah, berikut ini perlu menjadi bahan pertimbangan:
•besarantenaga perpustakaan sekolah dan koleksi perpustakaan dapat dijadikan tolok ukur pencapaian akademik
•murid yangmencapainilai lebih tinggi dari standar ujian pada umumnya berasal dari sekolah yang mempunyai tenaga perpustakaan, buku dan terbitan berkala/majalah dan bahan pandang-dengar yang lebih banyak dibandingkan sekolah lainnya, tanpa memandangfaktor lain seperti faktorekonomi.
2.2 Lokasi dan Ruang
Peran pendidikan yang kuat dari perpustakaan sekolah harus tercermin pada fasilitas, perabotan dan peralatannya. Fungsi dan penggunaan perpustakaansekolahmerupakan factor penting untuk diperhatikan takalamerencanakan gedung sekolah barudan mereorganisasigedung sekolah yang sudah ada. Kendati tidak ada ukuran universal untuk fasilitasperpustakaan sekolah, namun merupakan sesuatu yang bermanfaat danmembantu jika kita memiliki formula sebagai dasar dalam menghitung perencanaan, agar setiap perpustakaan yang baru didisain memenuhi kebutuhan sekolah dengan cara palingefektif. Pertimbangan berikut ini perlu disertakandalam proses perencanaan:
•lokasi terpusat atau sentral,bimana mungkindi lantai dasar
•akses dan kedekatan,dekat semua kawasan pengajaran
•faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan tersedia beberapa bagian yang bebas dari kebisingan dariluar
•pencahayaanyang baik dan cukup, baik lewat jendela maupun lampu penerangan
•suhu ruangan yang tepat (misalnya, adanya pengatur suhu ruangan ataupun ventilasi yang mencukupi) untukmenjamin kondisi bekerja yang baik sepanjang tahun disamping preservasikoleksi
•disain yang sesuai gunamemenuhi kebutuhanpenderita cacad fisik
•ukuran ruang yang cukup untuk penempatankoleksi buku,fiksi dan non-fiksi, bukusampul tebal maupuntipis, suratkabar danmajalah, sumber non-cetak serta penyimpanannya, ruang belajar, ruang baca, komputer meja, ruang pameran, ruang kerja tenaga dan meja perpustakaan
•fleksibitas untuk memungkinkan keserbaragaman kegiatan serta perubahan kurikulum dan teknologipadamasa mendatang
Daftar berbagai ruangan yang berbeda-beda berikut ini layak dipertimbangkan ketikamerencanakanperpustakaan baru:
•kawasan ruang belajar dan riset untuk penempatan meja informasi, laci katalog, katalog terpasang, meja belajar dan riset, koleksi referensi dan dasar
•kawasan ruang baca informal untukbuku danmajalah yangmendorong literasi, pembelajaransepanjang hayat, dan membaca untuk keceriaan
•kawasan ruang instruksional dengan kursi yang disusun untukkelompok kecil, kelompokbesar daninstruksional formalseluruhkelas, “dinding pengajaran”,dengan kawasanteknologipengajaran danpameranyang sesuai
•kawasan ruangproyekkelompok dan produksi untuk kerja fungsional danpertemuanperorangan, kelompok maupun kelas, serta fasilitas untuk produksi media
•kawasan ruang administrasi untuk meja sirkulasi, ruang kantor, kawasan untuk memproses materimedia perpustakaan, penyimpanan peralatan pandang-dengar, dan kawasan materi serta alat tulis kantor.
2.3Perabot dan Peralatan
Disain perpustakaan sekolah memainkan peran utama menyangkutbagaimana perpustakaan melayanisekolah. Penampilan estetisperpustakaan sekolah memberikanrasa nyaman dan merangsang komunitas sekolah untuk memanfaatkan waktunya di
perpustakaan. Perpustakaan sekolah yang dilengkapi secara tepat hendaknyamemiliki
karakteristik sebagaiberikut:
•rasa aman
•pencahayaanyang baik
•didisain untuk mengakomodasi perabotan yangkokoh, tahan lama dan fungsional, sertamemenuhiperyaratan ruang, aktivitas dan pengguna perpustakaan
•didisain untuk menampungpersyaratan khususpopulasi sekolah dalam arti cara paling restriktif.
•didisain untuk mengakomodasi perubahan padaprogram sekolah, program pengajaran , serta perkembangan teknologi audio, video dan data yang muncul.
•didisain untuk memungkinkan penggunaan,pemeliharaan serta pengamanan yang sesuai menyangkutperabotan,peralatan, alat tulis kantor danmateri.
•dirancang dan dikelolauntuk menyediakanaksesyangcepatdan tepat waktu ke aneka ragam koleksi sumber dayayang terorganisasi.
•dirancang dan dikelola sehinggasecara estetis pengguna tertarik dan kondusif dalamhiburan serta pembelajaran, dengan panduan dan tanda-tandayang jelas dan menarik
2.4 Peralatan Elektronik dan Pandang-dengar
Perpustakaan sekolah mempunyai peran penting sebagai pintu gerbang bagi masyarakat masa kini yang berbasis informasi. Karena alasan inilah, maka perpustakaan sekolah harus menyediakan akses ke semuaperalatan elektronik, komputer, dan pandang-dengar. Peralatan tersebut meliputi:
•komputermeja dengan akses Internet
•katalog akses publik yang di sesuaikan denganusia dan tingkat murid yang berbeda
•tape-recorder
•perangkat CD-ROM
•alat pemindai (scanner)
•perangkat video (video players)
•peralatan komputer, khusus disesuaikan untuk pengguna tuna netra ataupun menderita cacad fisik lainnnya.
Perabotan komputer hendaknyadidisain untuk anak-anak danmudah disesuaikan guna meneuhi ukuranfisik yangberbeda.
2.4.1 Sumberdaya Materi
Ruang perpustakaan berstandar tinggi dan memilikisejumlah besarsumberdaya
berkualitas tinggi merupakan hal penting.Karena alasan tersebut,maka kebijakan manajemen koleksi bersifat penting.Kebijakan ini menjelaskan maksud, ruang lingkupdan isi koleksi termasuk akses ke sumber eksternal.
2.5 Kebijakan Manajemen Koleksi
Perpustakaan sekolah hendaknyamenyediakan akses ke sejumlah besar sumberdaya yang memenuhikebutuhan penggunaberkaitan dengan pendidikan, informasi dan pengembangan pribadi. Perkembangan koleksiyang terus menerus merupakan keharusan untuk menjaminpenggguna memperoleh pilihan terhadapmateribaru secara tetap. Tenaga perpustakaan sekolah harus bekerjasama denganadministrator dan guru agar dapat mengembangkan kebijakan manajemenkoleksibersama. Pernyataan kebijakan semacam itu harusberdasarkan kurikulum, kebutuhan khusus dan kepentingankomunitas sekolah, danmencerminkan keanekaragaman masyarakat di luar sekolah. Unsurberikut hendaknyadimasukkandalam pernyataankebijakan:
•Manifesto Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO – Misi
•Pernyataan Kebebasan Intelektual
•Kebebasan Informasi
•Tujuankebijakan manajemen koleksi dan kaitannya pada sekolah dan kurikulum
•Program jangka pendek dan panjang
2.7Koleksi Materi Perpustakaan
Koleksisumber daya bukuyangsesuai hendaknyamenyediakansepuluh buku permurid. Sekolah terkecil hendaknya memiliki paling sedikit 2.500 judul materi perpustakaan yang relevan dan mutakhir agar stok buku berimbang untuk semua umur, kemampuan dan latar belakang. Paling sedikit 60% koleksiperpustakaan terdiri dari buku nonfiksi yangberkaitan dengan kurikulum.
Di samping itu, perpustakaan sekolah hendaknyamemiliki koleksi untuk keperluan hiburansepertinovel populer, musik, dolanan,komputer, kaset video, disk laser video, majalah dan poster. Materi semacam itudipilih bekerja sama dengan murid agar koleksiperpustakaan mencerminkan minat dan budaya mereka, tanpa melintasi batas wajar standar etika.
2.8 Sumberdaya Elektronik
Cakupan jasa harus mencakup akses pada sumber informasi elektronik yang mencerminkan kurikulum dan minat serta budayapengguna. Sumberdaya elektronik hendaknya meliputi akses ke Internet,pangkalan data referens khusus dan teks lengkap,bermacam paket perangkat lunak komputer berkaitan dengan pengajaran. Sumber tersebutdapat diperoleh dalambentuk CD-ROM dan DVD.
Adalah penting untuk memilih sistim katalog perpustakaan yang dapat diterapkanuntuk mengklasifikasi dan mengkatalog materi perpustakaansesuaidengan standar bibliografis nasional dan internasional. Hal tersebutmemungkinkan perpustakaan memasukijaringan yang lebih luas. Di berbagaitempat di dunia, perpustakan sekolah dalam komunitas lokalmendapat manfaat karena dikaitkanbersama dalamkatalog induk. Kolaborasi semacam itu dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas pengolahanbuku serta memudahkan kombinasi sumber dayasecara optimal.
BAB 3.KETENAGAAN (STAF)
“Pustakawan sekolah adalahtenaga kependidikan berkualifikasi sertaprofesionalyang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaaanperpustakaan sekolah,didukung oleh tenaga yang mencukupi, bekerja sama dengan semua anggota komunitas sekolah dan berhubungan denganperpustakaan umum dan lain-lainnya.”
3.1 Tenaga Perpustakaan
Kekayaan dankualitas penyelenggaraan perpustakaan tergantung pada sumberdaya tenaga yang tersedia di dalam dan di luar perpustakaan sekolah. Karena alasan inilah, maka amatlah penting bagi perpustakaan sekolah memiliki tenaga berpendidikan serta bermotivasi tinggi,jumlahnya mencukupi sesuai dengan ukuran sekolah dan kebutuhan khusussekolahmenyangkutjasaperpustakaan. Pengertian “tenaga”,dalam konteks ini,adalah pustakawan dan asisten pustakawan berkualifikasi. Di samping itu, mungkin masih ada tenaga penunjang,seperti para guru, teknisi, orang tua murid dan berbagai jenisrelawan. Pustakawan sekolah hendaknyamemiliki pendidikanprofesional dan
berkualifikasi, dengan pelatihantambahandi bidang teori pendidikan dan metodologi pembelajaran.Salah satu tujuan utama manajemen tenagaperpustakaan sekolah ialah agar semua anggota stafharus memiliki pemahaman yang jelas mengenai kebijakan jasa perpustakaan, tugas dan tanggung jawab yang jelas, kondisi peraturan yang sesuaimenyangkut pekerjaan dan gaji yang kompetitifyang mencerminkan profesionalisme pekerjaan.
Sukarelawan hendaknya tidak dipekerjakan sebagai pengganti tenaga yang digaji,
melainkandapat bekerja sebagai tenaga pendukung berdasarkan kontrakyang
memberikan kerangka kerja formal untuk keterlibatan mereka dalam berbagai aktivitas perpustakaan sekolah. Konsultan tingkat lokaldannasional dapat digunakan sebagai penasehat luar menyangkut berbagai masalah yang berkaitan dengan pengembangan layanan perpustakaan sekolah.
3.2Peran Pustakawan Sekolah
Peranutama pustakawanialah memberikan sumbangan padamisi dan tujuan sekolah termasuk prosedur evaluasi dan mengembangkan serta melaksanakan misi dan tujuan perpustakaan sekolah. Dalam kerjasama dengan senior manajemen sekolah,administrator dan guru, maka pustakawan ikut dalam pengembangan rencana dan implementasi kurikulum. Pustakawan memilikipengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan penyediaan informasi dan pemecahan masalah informasiserta keahlian dalam menggunakan berbagai sumber, baik tercetak maupun elektronik. Pengetahuan, keterampilan dan keahlianpustakawan sekolah mampumemenuhi kebutuhanmasyarakat sekolah tertentu. Di samping itu, pustakawan hendaknyamemimpin kampanye membaca dan promosi bacaananak, media dan budaya.
Dukungan menajemen sekolahamat perlu, tatkalaperpustakaan menyelenggarakanaktivitas interdisipliner.Pustakawan harus melapor langsung kekepala sekolah atau wakilnya. Sangatlah penting serta diupayakan agarpustakawan diterimasetara dengan anggota tenaga profesional dan dapat berpartisipasi dalam kelompok kerja dan ikut sertadalam semuapertemuan dalam kedudukannyasebagai kepala unit/bagianperpustakaan.Pustakawan hendaknyamenciptakan suasana yang sesuai untuk hiburan dan pembelajaran yang bersifatmenarik,ramah serta terbuka bagi siapa saja tanpa rasa takut dan curiga.Semua orang yang bekerja di perpustakaan sekolah harus memiliki reputasi yang baik dalam kaitannya dengan anak, kawula mudadan orang dewasa.
3.3Peran Asisten Pustakawan
Asisten pustakawan melaporkan kepada pustakawan serta membantunya sesuai dengan fungsinya.. Posisi asisten pustakawan mensyaratkanpengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kerja klerikal dan teknologi. Asisten pustakawanharus memiliki ketrampilan dasar kepustakawanan. Bila belum memilikiketrampilandasar kepustakawanan, maka perpustakaan sekolah akan memberikannya. Beberapa tugas pekerjaan asisten pustakawanmeliputi kegiatan rutin, menyusun materi perpustakaan di rak, peminjaman, mengembalikanmateri perpustakaanke rak serta pengolahanmateri perpustakaan.
3.4 Kerjasama antara Guru dan Pustakawan Sekolah
Kerjasama antara guru dan pustakawan sekolah merupakan halpenting dalam
memaksimalkan potensi layanan perpustakaan. Guru dan pustakawan sekolahbekerja bersama guna pencapaian halberikut:
•mengembangkan, melatih dan mengevaluasi pembelajaran murid lintaskurikulum
•mengembangkan dan mengevaluasi keterampilandan pengetahuan informasi murid
•mengembangkan rancangan pelajaran
•mempersiapkan dan melaksanakan pekerjaan proyek khusus di lingkungan
pembelajaranyang lebih luas, termasuk di perpustakaan
•mempersiapkan dan melaksanakan program membaca dan kegiatan budaya
•mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam kurikulum
•menjelaskankepada para orang tua murid mengenai pentingnya perpustakaan sekolah
3.5 Keterampilan Tenaga Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah adalah sebuah jasa yang ditujukan kepada semua angggota komunitas sekolah: peserta didik, guru, administrator, komite sekolah dan orang tua murid. Semua kelompok tersebut memerlukan keterampilan komunikasi dan kerjasama secara khusus.
Pengguna utama perpustakaan sekolah adalahpeserta didik dan guru, di samping
kelompok profesional lainnya seperti para administrator dan komite sekolah.
Kualitas dan keterampilan mendasar yang diharapkan dari tenaga perpustakaan sekolah didefinisikan sebagai berikut:
•Kemampuan berkomunikasi secara positif dan terbuka dengananak dan orang dewasa
•Kemampuanmemahamikebutuhanpengguna
•Kemampuanbekerja sama dengan perorangan sertakelompok di dalam dan di luar komunitas sekolah
•Memilikipengetahuan dan pemahamanmengenaikeanekaragamanbudaya
•Memilikipengetahuan mengenai metodologi pembelajaran dan teori pendidikan
•Memilikiketrampilaninformasi sertabagaimana menggunakannya
•Memilikipengetahuan mengenaimateri perpustakaan yang membentuk koleksi perpustakaan sertabagaimana mengaksesnya
•Memilikipengetahuan mengenai bacaan anak,media dan ke budayaan
•Memilikipengetahuan sertaketerampilan di bidang manajemen dan pemasaran
•Memilikipengetahuansertaketerampilan di bidang teknologi informasi
3.6 Tugas Pustakawan Sekolah
Pustakawan sekolah diharapkan mampu melakukan tugas berikut:
•menganalisis sumberdankebutuhan informasi komunitas sekolah
•memformulasi dan mengimplementasi kebijakan pengembangan jasa
•mengembangkan kebijakan dan sistim pengadaan sumberdaya perpustakaan
•mengkatalog dan mengklasifikasi materi perpustakaan
•melatih cara penggunaan perpustakaan
•melatihpengetahuandan keterampilan informasi
•membantumurid dan guru mengenai penggunaan sumberdaya perpustakaan dan teknologi informasi
•menjawab pertanyaan referensi dan informasi dengan menggunakan berbagai materi yangtepat
•mempromosikanprogram membaca dan kegiatan budaya
•ikut sertadalam kegiatan perencanaan terkait denganimplementasikurikulum
•ikut serta dalam persiapan, implementasi dan evaluasi aktivitas pembelajaran
•mempromosikan evaluasi jasa perpustakaan sebagai bagian dari sistem evaluasi sekolahsecara menyeluruh
•membangun kemitraan denganorganisasi di luar sekolah
•merancang dan mengimplementasi anggaran
•mendisain perencanaan strategis
•mengelola dan melatih tenaga perpustakaan
3.7 Standar Etika
Tenaga perpustakaan sekolah mempunyai tanggung jawab untuk menerapkanstandar etika yang tinggi dalam hubungannya dengan semua anggota komunitas sekolah. Semua pengguna harus diperlakuan atas dasarsama tanpa membedakan kemampuan dan latar belakang mereka. Jasa perpustakaan hendaknyadisesuaikan dengan kebutuhan pengguna individual. Guna memperkuat peran perpustakaan sekolah sebagai lingkungan pembelajaran yang terbuka dan aman, maka tenaga perpustakaan hendaknyamenekankan fungsi merekasebagai penasihat ketimbang sebagai instruktur dalam pengertian tradisional. Artinya, yang paling penting dan utama adalah agar mereka harus mencoba untuk dapat melihat dari sudut pandang pengguna perpustakaan dan tidak bias atau cenderung pada sudut pandang mereka sendiri di dalam menyediakan jasa perpustakaan.
BAB 4.PROGRAM DAN KEGIATAN
“Perpustakaan sekolah bagianintegral dalamproses pendidikan”
4.1 Program
Di dalam program pengembangan kurikulum dan pendidikan nasional, perpustakaan sekolah hendaknyadipandang sebagai bagian penting guna memenuhiberbagai tujuan yang berkaitan dengan hal berikut:
•literasi informasi untuk semua,dikembangkandanditerimasecara bertahap melalui sistem sekolah
•ketersediaansumber dayainformasi bagimurid pada semuatingkat pendidikan
•membuka penyebaran informasi dan pengetahuan bagisemua kelompok murid sebagai pelaksanaan hakdemokrasi danasasi manusia
Pada tingkat nasional maupun lokal, disarankan agar memilikiprogram yang dirancangbangun secara khusus untuk tujuan pengembangan perpustakaan sekolah. Programtersebut mungkin meliputitujuan dankegiatanyang berbeda-beda menurut konteksnya. Berikut ini beberapa contoh kegiatan:
•mengembangkan dan menerbitkan berbagai standar dan panduan nasional dan lokal untukperpustakaan sekolah
•menyediakanmodel perpustakaanuntuk menunjukkanperpustakaan percontohan
•membentuk komite perpustakaan sekolah di tingkat nasional dan lokal
•mendisain kerangka kerja formal untuk kerjasama antara perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum di tingkat nasional dan lokal
•memprakarsai dan menawarkanprogram pelatihanpustakawan sekolah
profesional
•menyediakan dana untukproyek perpustakaan sekolah, sepertikampanye
membaca
•memprakarsaidan mendanai proyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan dan pengembangan perpustakaan sekolah
4.2 KerjasamadanPemanfaatanBersama dengan Perpustakaan Umum
Guna menyempurnakanjasa perpustakaan bagi anak-anak dan remaja di komunitas tertentu, disarankan agar perpustakaan sekolah bekerja sama dengan perpustakaan umum.
Perjanjian kerjasama secara tertulis hendaknyamencakup butirberikut:
•ketentuanumum kerjasama
•spesifikasi dan definisi bidang kerjasama
•penjelasan implikasi biaya dan bagaimana biaya ditanggung bersama
•perkiraan waktu, yaitu untuk berapa lama kerjasama akan berlangsung
Contoh cakupan kerjasama ialah sebagai berikut:
•pelatihan bersama ketenagaan
•kerjasama pengembangan koleksi
•kerjasama program kegiatan
•koordinasi jasa perpustakaan dan jejaring elektronik
•kerjasama dalam pengembangan piranti/peralatan belajar dan pendidikan pemakai perpustakaan
•kunjungan kelas ke perpustakaan umum
•membaca bersama dan promosi literasi
•pemasaran bersama jasa perpustakaan kepada anak-anak dan remaja
4.3 Kegiatan di Tingkat Sekolah
Perpustakaan sekolah harus mencakup berbagai kegiatan secara luas dan harus berperan
penting guna mencapai misi dan visi sekolah. Semuanya harus ditujukan guna melayani pengguna potensial di dalam komunitas sekolahdan guna memenuhi kebutuhan tertentu dan berbeda-beda dari berbagai kelompok sasaran.
Berbagai program dan kegiatan tersebut harus didisain melalui kerjasama erat dengan:
•kepala sekolah/guru kepala
•para kepala unit kerja
•para guru
•tenaga pendukung
•para murid
Kepuasan para pengguna perpustakaantergantung pada kemampuan perpustakaan sekolah dalammengidentifikasi kebutuhan pengguna perorangan maupun kelompok, serta kemampuan perpustakaan sekolah untuk mengembangkan berbagai jasa perpustakaan yang mencerminkankebutuhanperubahandi komunitas sekolah.
Kepala Sekolah dan Perpustakaan Sekolah
Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah dan tenaga utama yang memberikan kerangka kerja dan suasana untuk mengimplimentasi kurikulum, kepala sekolah hendaknyamengakui pentingnya jasa perpustakaan sekolah yang efektif serta mendorong pemanfaatannya.
Kepala sekolah hendaknyabekerja erat dengan perpustakaan dalammendisainrencana pengembangan,terutama dalam bidangprogram literasi informasi dan promosi membaca. Pada saat rencanadilaksanakan, kepala sekolah hendaknya menjaminpenjadwalanwaktu dan sumberdaya yang luwesuntuk memungkinkanguru dan murid mengakses ke perpustakaanbesertalayanannya.
Kepala sekolah hendaknya juga memastikan adanyakerjasama antaraguru dan tenaga perpustakaan. Kepala sekolahharus memastikanbahwapustakawan sekolah ikut serta dalam kegiatan pengajaran, perencanaan kurikulum, pengembangan tenaga berlanjut, evaluasi program dan asesmen pembelajaran murid.
Di dalam evaluasi sekolah secara menyeluruh, kepala sekolah hendaknyamemasukkan evaluasi perpustakaan (lihat Bab 1) dan menekankansumbangan penting jasa perpustakaan sekolah yang kuat dalam pencapaian standar pendidikan yang telah ditetapkan.
Kepala Unit kerja dan Perpustakaan Sekolah
Semua kepala unit kerja di sekolah, masing-masing bertanggung jawabmelakukan pekerjaan secara profesionaldan hendaknyabekerja sama dengan perpustakaan agar semua sumber informasi dan jasa perpustakaan mencakup kebutuhan khusus bidang subjek dariunit kerja. Seperti halnya dengan kepala sekolah, makakepala unit kerja hendaknyamelibatkan perpustakaan dalam perencanaan pengembangan dan memberikanperhatian khusus ke perpustakaan sebagai bagian pentingdari lingkungan pembelajaran dan sebagai pusat sumber daya pembelajaran.
Guru dan Perpustakaan
Kerjasama antara guru dan pustakawan telah diuraikan pada Seksi 3.4. Beberapa aspek tambahan akan disampaikan secara ringkas berikut ini.
Filosofi pendidikan gurumembentuklandasan ideologis pemikiran mengenai pemilihan metode pengajaran. Beberapa metode yang berlandaskan sudut pandang tradisional yang berpendapat bahwagurudan buku ajar sebagai sumber pembelajaran paling penting tidak mengandalkan peran perpustakaan sekolah dalam proses pembelajaran. Bila sudut pandang ini digabungkan dengan keinginan kuat untuk menutup ruang kelas dan melakukan pengawasan ketat pada aktivitas pembelajaran murid,maka perpustakaan akan semakin jauh dari pikiran para guru tersebut sebagaipendukung kuat informasi. Bahkanjika sebagian besar guruberpihak padaideologi guru sebagai ’bank pendidikan’dan karena itu memandang murid sebagai gudangpasif yang perlu diisi dengan caramentransfer pengetahuan yang ada di benak guru ke murid, tetap penting bagi perpustakaan untuk menemukan perannyasebagai jasa pendukung yang dikaitkandengan kurikulum. Strategi yang berguna untuk membangun kemitraan dalam pembelajaran pada kerangka pemikiran tradisional sebagaimana telah diuraikan di atas,dapat diupayakan dengan mempromosikan jasa perpustakaan terutama bagiguru. Promosi tersebut hendaknya menunjukkan pokok-pokok sebagai berikut:
•kemampuan perpustakaan untuk menyediakan sumberdayabagi para guru akan memperluas pengetahuan subjek mereka atau memperbaiki metodologi pengajaran guru.
•kemampuan perpustakaan untuk menyediakansumberdayauntuk berbagaistrategi evaluasi danasesmen kajian yang berbeda-beda
•kemampuan perpustakaan untuk menjadi mitra kerja dalam merencanakantugas yang dikerjakan di ruang kelas
•kemampuan perpustakaanmembantuguru menangani situasi ruang kelas yang heterogin dengan cara memberikan jasa khusus bagi mereka yang membutuhkan lebih banyak bantuan dan untuk mereka yang memerlukan lebih banyak stimulasi
•perpustakaan sebagai pintu gerbang ke desa global melalui jasa pinjam antar perpustakaan dan jaringanelektronik.
Guru yang memilikipemikiranprogresif dan ideologi pendidikan yang lebih terbuka, cenderung menjadi pengguna perpustakaan yang lebih tekun. Tambahan menyangkut fungsi dan kemungkinan yang telah disebutkan di atas, guru menempatkanperpustakaan sebagai tempat belajar, dan dengan bertindak demikian, guruakan bergeserdari metode
pengajaran tradisional. Untuk dapatmengaktifkanmurid dalam proses pembelajaran dan mengembangkan keterampilan belajar secara mandiri,guru dapat bekerja sama dengan
perpustakaandalam bidang sebagai berikut:
•literasi informasi dengan mengembangkan semangat bertanya darimurid dan mendidik mereka menjadi pengguna informasi yang kreatif dan kritis
•kerja dan tugas proyek
•memotivasi membaca pada semua tingkat/kelas, baik perorangan maupun kelompok
Murid dan Perpustakaan
Murid merupakan kelompok sasaran utama perpustakaan sekolah. Penting adanya
kerjasama dengan anggota lain komunitas sekolah karena hal itudemiuntuk kepentingan murid.
Murid dapat menggunakan perpustakaan untuk berbagai keperluan. Penggunaan
perpustakaan harus dirasakan sebagai lingkungan pembelajaranyang tidak menakutkan, bebas, terbuka tempat murid dapat mengerjakan semuatugas, baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok.
Aktivitas murid di perpustakaanpada umumnya meliputi halberikut:
•pekerjaan rumah tradisional
•pekerjaan proyek dan tugas pemecahanmasalah
•mencari dan menggunakan informasi
•membuat laporan dan karya untuk disajikan di depanguru atau murid
Penggunaan Internet
Sumberdaya elektronikyang baru merupakan tantangan tersendiribagipengguna perpustakaan. Penggunaan sumber daya elektronik yang barudapat sangat membingungkan.Pustakawan dapat memberikan bantuan guna memperlihatkan bahwa sumberdaya ini hanyalah sekedar alat dalam proses belajar-mengajar; yaitumerupakan alat untuk mencapai tujuan danbukan merupakan tujuan.
Pengguna mengalami frustrasi pada saat mencari informasi, karena mereka berpikirjika mereka dapat mengakses Internet, maka kebutuhan informasinya akan terselesaikan. Kenyataannya tidaklah seperti itu. Pustakawan dapat membantu pengguna Internet dandapat mengurangi frustrasi sebagai akibat penelusuraninformasi.Hal yang penting di sini adalah untuk memilih informasi yang relevan dan bermutudari Internet dalam waktusesingkat mungkin. Murid sendiri secara pelan-pelan namun pasti akan mengembangkan kemampuan untuk melokasi, mensintesiskan, dan memadukaninformasi dan pengetahuan baru dari semua disiplin ilmu dalam koleksi sumber daya. Untuk memprakarsaidan melakukan berbagai program literasi informasi sampai berhasil merupakansalah satu tugaspenting perpustakaan. (Lihat Seksi ‘Guru dan Perpustakaan’ yang telah diuraikan sebelumnya, sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut).
Fungsi KulturalPerpustakaan Sekolah
Perpustakaan dapat dimanfaatkan secara informal sebagai lingkungan yang indah,
berbudaya serta merangsang yang memiliki sumber daya berupamajalah, novel dan terbitan lain serta audio-visual.
Peristiwa penting dapat diselenggarakan di perpustakaan, misalnya kegiatan pameran, kunjungan pengarang dan hari literasi internasional. Jika tersediaruangan yang mencukupi,murid dapat menyelenggarakan pertunjukan yang diilhami olehbacaandi depanpara orang tua dan murid lainnya,dan pustakawan dapat mengorganisasi kegiatan bedah buku danmendongeng untuk murid yang lebih muda. Pustakawan hendaknyadapat merangsangminat membaca dan mengorganisasi program promosi membaca guna mengembangkanapresiasi pada literatur. Aktivitas yang ditujukan untuk mendorong minat baca mencakup aspek kultural dan pembelajaran. Ada kaitan langsung antara tingkat kemampuan membaca dan hasil pembelajaran. Dalam pendekatannya, pustakawan hendaknya bersikap pragmatis dan luwes pada waktu menyediakan bahan bacaan bagi pengguna dan membantu preferensi pembaca perorangan dengan mengakuihakpribadi masing-masing. Dengan membaca literatur berupa fiksi dan non-fiksi yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkatannya, maka murid dirangsang dalam proses sosialisasi dan pengembangankepribadian.
Kerjasama dengan Orang Tua Murid
Kebiasaan menyertakan orang tua dan wali muriddalam aktivitas sekolah berbeda-beda diberbagai negara. Perpustakaan dapat memberikan kesempatan penyertaan orang tua murid dalam berbagai kegiatan sekolah. Sebagai tenaga relawan, mereka dapat menolongtugas praktis dan membantu tenaga perpustakaan. Mereka dapat berpartisipasi dalam program promosi membaca, dengan menjadi motivator di rumah dalam kegiatan membaca anak-anak mereka. Mereka dapat juga ambil bagian dalam kelompok diskusibacaan bersama anak-anak mereka dan dengan demikianmemberikan sumbangan, dalam cara pembelajar unggul, hasil aktivitas membaca..Cara lain untuk melibatkan orang tua muridialah membentuk kelompok ‘sahabat perpustakaan’. Kelompok semacam ini dapat menyediakandana ekstra untuk berbagai kegiatan perpustakaan dan dapat membantu perpustakaan untuk mengorganisasi kegiatan peristiwakultural khusus yangmemerlukan lebih banyakbiaya tambahandariapada yang dapat disediakanperpustakaan.
BAB 5. PROMOSIPERPUSTAKAANDANPEMBELAJARAN
5.1 Promosi
Jasa dan fasilitas yang disediakanperpustakaansekolah harus aktif dipromosikan sehingga berbagai kelompok sasaran selalu menyadari peran utamanya sebagai mitra dalam pembelajarandan sebagai pintu gerbang kesemua jenis sumber informasi. Berbagai kelompok sasaran tersebut telah diuraikan di beberapa babsebelumnya. Mereka adalah para kepala sekolah dan anggota kelompok manajemen sekolah, para kepala unit kerja sekolah, guru murid, para eksekutif pemerintahan dan orang tua murid. Dengan demikian berbagai macam promosi harus disesuaikan dengan berbagai kelompok sasaran yang berbeda-beda.
5.2 Kebijakan Pemasaran
Perpustakaan sekolah hendaknyamempunyai kebijakan tertulis menyangkutpemasaran dan promosi, merinci berbagai sasarandan strategi. Kebijakan ini harus dikerjakan bersama-sama dengan manajemen sekolah danstaf pengajar.
Dokumen kebijakan ini hendaknyamemuat unsurberikut:
•sasarandan strategi
•rencana tindakan agar pasti tujuan tercapai
•metode evaluasi
Berbagai tindakan yang diperlukanakanberbeda-beda tergantung padasasaran dan kondisi setempat. Beberapa isu penting diuraikan berikut ini sebagai satu cara
penggambaran kebijakan :
•memulai dan mengoperasionalkan situs Web perpustakaan sekolah guna
mempromosikan jasa perpustakaan danterhubung dengan situs Web serta portallain yang berkaitan
•menyelenggarakan berbagai pameran
•membuat terbitan berisi informasi mengenai jam buka, jasa dan koleksi
perpustakaan sekolah
•mempersiapkan dan menyebarluaskan bermacam daftar sumber informasidan pamflet yang berkaitan dengan kurikulum dan berbagai topik lintas kurikulum
•memberikan informasi tentang perpustakaan padapertemuan murid baru dan orang tua mereka
•membentuk bermacam kelompok ‘sahabat perpustakaan’ bagi para orang tua murid dan lainnya
•menyelenggarakan pameranbuku, kampanyemembaca dan literasi
•membuat rambu, tanda, markayang efektif di dalam dan di luar perpustakaan
•menjadi penghubung ke organisasi lain setempat (misalnya,perpustakaan umum, jasa museum dan organisasisejarah setempat).
Rencana tindak tersebut hendaknyadievaluasi, dibahas ulang dan direvisisetiap tahun, dan seluruh dokumen kebijakanhendaknyadibahasbersama paling sedikit sekali setiap dua tahun.
5.3 Pendidikan Pemakai
Kursus dan program berbasis perpustakaan yang ditujukanpada murid dan gurutentang bagaimanacara menggunakan perpustakaan, pada hakekatnya merupakan alat pemasaran paling efektif. Karena alasan inilah, maka sangatlah penting bahwa kursus danpelatihan semacam itudidisain sebaik-baiknya sertamempunyai cakupanluas dan seimbang. Karena program ini memainkanperan utama di perpustakaan, maka sudahlah tepat memperhatikannya sebagaimana telah diuraikan pada Bab 4. Namun demikian aspek pemasaran semua jenis pendidikan pemakai, demikian penting sehingga lebih cocok dibahaspada bab ini.
Pelatihan yang didisain khusus untuk guru hendaknyamemberikan bimbingan yang jelas mengenai peran perpustakaan di dalam kegiatan belajar-mengajar serta bantuan yang tersedia dari stafperpustakaan. Pelatihan semacam ini hendaknya secara khusus menekankan pelatihan praktis dalam mencari informasi yang berhubungandengan mata pelajaran yang diajarkan guru. Melalui pengalaman mereka dalam mencari sumber informasi yang sesuai, guru akan semakin memiliki pemahaman yang lebih dalammengenaibagaimana perpustakaan dapat melengkapi tugas kelas serta diintegrasikanke topik kurikulum.
Seperti halnya dengan berbagai program di sekolah, bermacam komponen pada pelatihan bagi murid disampaikan berurutan secara logis untuk meningkatkankemajuan dan Kesinambungan dalam pembelajaran murid. Hal ini berarti bahwaketerampilan dan sumberdayainformasi harus diperkenalkan secara progresifmelaluitahap dan tingkatan.
Pustakawan sekolah mempunyai tanggung jawab utama dalam berbagai program
pendidikan pemakai, namun harus bekerja sama dengan para guru, dan mengusahakanagar bermacam komponen mata pelajaran dapat terkait erat sesuaikurikulum. Guru harus selalu hadir pada saat para murid mengikuti berbagai program pelatihan perpustakaan dan mereka dapat bertindak sebagai penasihat serta bekerja sama dengan pustakawan.
Di dalam pendidikan pemakai ada 3 ranahtenaga pendidikan yang perlu diperhatikan:
•pengetahuan mengenai perpustakaan; apa tujuannya, berbagai jasa yang tersedia, bagaimana diorganisasisertasumberdayaapa saja yang tersedia
•keterampilan mencari dan menggunakan informasi, menggunakanmotivasiuntukmendayagunakanperpustakaan untuk belajar pembelajaran secara formal maupun informal.
5.4 ModelProgramKeterampilanStudidanLiterasi Informasi
Filosofi
Murid melekinformasihendaknya pembelajarmandiri yang kompeten. Merekasadar dan mengenaikebutuhan informasinya dan secara aktif terlibat kegiatan dunia ide. Mereka hendaknya menunjukkanrasa percaya diridalam kemampuan untuk memecahkan masalah dan tahu informasi yangrelevan dengan hal itu. Merekahendaknya mampu mengelola perangkat teknologi untuk mengakses informasi dan berkomunikasi.Mereka hendaknya mampu untuk bekerja dengan nyamandalam situasi di mana terdapat beberapa jawaban jamak, termasuk jika tidak ada jawaban sama sekali. Merekahendaknya memegang teguhstandar yang tinggidalam pekerjaannnya dan serta menciptakan produkberkualitas. Muridmelek informasihendaknya luwes, mampu beradaptasi terhadap perubahan, serta mampu bekerja baik secara perorangan maupun bekerja kelompok.
Panduan literasi informasi menyediakanbagi semua murid prosespembelajaran yang dapat ditransfer secara lintaskawasan isijuga dari lingkungan akademikke kehidupan nyata. Panduan ini menguraikan halberikut ini:
•murid hendaknya mengkonstrukmakna dariinformasi
•murid hendaknya menciptakan produk bermutu
•muridhendaknya belajar mandiri
•muridhendaknyaberpartisipasi secara efektif sebagai anggota kelompok kerja
•murid hendaknya menggunakan informasi dan teknologi informasi secara
bertanggung jawab dan etis.
Keterampilan belajar dapat memberikan kontribusi kepada ‘filosofi’ ini agar terus
berlangsung dan dicakup dalam daftar berikut ini:
•keterampilan belajararahan sendiri
•keterampilan bekerjasama
•keterampilan merencanakan
•keterampilan melokasi dan pengumpulan
•keterampilan menyeleksi dan menilai
•keterampilan mengorganisasi dan merekam
•keterampilan mengkomunikasikan dan melaksanakan
•mengevaluasi.
Keterampilan BelajarArahan Sendiri
Keterampilan belajar arahan sendiri sendirisangat kritis dalam pengembangan
pembelajaran sepanjang hayat.Para peserta didik mandiri harus mampu menciptakan sasaran informasi secara jelas serta mengelola perkembangannya agar tujuan tercapai.
Mereka hendaknyamampu menggunakansumber media untuk kebutuhan serta pribadi, mencari jawaban atas pertanyaan, menimbangperspektif alternatif dan mengevaluasi sudut pandang yang berlainan. Mereka hendaknyamampu bertanya untuk memperoleh bantuan dan mengetahui organisasi dan struktur perpustakaan. Pustakawan memainkan peran penting sebagai mitra pembelajar, menasehati, para murid pada tahap aktivitas
pembelajaran.
Keterampilan Bekerjasama
Perpustakaan sekolah merupakan tempat berkumpulnya orang-orangyang beraneka ragam dengan sumber dan teknologi yang bermacam-macam. Jika beberapa murid bekerja dalam suatu kelompok, mereka belajar untuk mempertahankan pendapat serta bagaimana mengkritikberbagai pendapat secara konstruktif. Merekamengakui ideyang berbeda dan menghormati latar belakang dan gaya pembelajaranorang lain. Di samping itu, mereka menciptakan berbagai proyek yang mencerminkan berbagai perbedaan individualdan memberikan sumbangan dalam mensintesiskan tugas perorangan menjadi produk akhir.
Pustakawan dapat bertindak sebagai penasihat kelompok dan memberikan bantuan sebanyak mungkin pada saat mereka menggunakan perpustakaan sebagai sumber untuk kegiatan memecahkan masalah.
Keterampilan Perencanaan
Keterampilan merencanakan merupakan prasyarat penting untuk setiap tugas penelitian, proyek, karya tulis atau topik. Pada tahap awal proses pembelajaran, aktivitas seperti curah pendapat, menyusunpertanyaandan identifikasi katakunci memerlukan kreativitasdisamping juga praktek berkala.
Murid yang terampil dalam perencanaan hendaknyamampu mengembangkan sasaran, menjelaskan masalah yang akan dicari pemecahannya dan mendisain metode kerja untuk keperluan tersebut. Pustakawan hendaknya dilibatkan dalam proses perencanaan sejauh harapan para murid. Pustakawan diharapkan memberikan nasihat mengenai sumber daya yang tersedia dan mengenai kemungkinan adanya jawaban untuk kegiatan yang ditugaskan
sejak awal proses pekerjaan tersebut.
Keterampilan Melokasi dan Mengumpulkan Informasi
Melokasi dan mengumpulkan informasi merupakan keterampilan dasar yang perlu dikuasai para murid agar mereka mampu menelusur/mencari informasi di perpustakaan sebagai pembelajarmandiri. Keterampilan ini mencakup pemahaman susunan berdasarkan abjad dan nomor, menggunakan berbagai jenis alat untuk penelusuran informasi di pangkalan data di komputer dan Internet. Diperlukan bantuan untuk menguasai keterampilan melokasi informasi. Semuanya terkait dengan kurikulum keseluruhandan dikembangkan secara progresif dalam konteks subyek.Latihan untuk keterampilan ini hendaknyamencakup penggunaan majalah indeks, berbagaisumber rujukandan jangkauan penuh teknologi informasi. Murid yang kompeten yang menguasai keterampilan ini akan mampumengintegrasikansemua hasil informasi tersebut pada saat dia bekerja dengan menggunakan metode yang berbeda-beda sepertisurvei, wawancara, eksperimen, observasi dan kajiansumber. Pustakawan hendaknya mendisainpelatihanketerampilan melokasi dan mengumpulkan informasi yang dapatdisesuaikan dengan kebutuhan khusus perorangan maupun kelompok. Disain tersebut hendaknyadikerjakan bersama guru.
Secara umum, pelatihan keterampilan semacam itu merupakan bagian paling penting dalam pendidikan pemakai di perpustakaan.
Keterampilan Memilihdan Menilai Informasi
Murid perlu mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan evaluatif.Bersama-sama dengan keterampilan yang telah diuraikan di depan, keterampilan ini penting artinya untuk memperolehhasiloptimal dari penggunaan perpustakaan
Program yang didisain guna meningkatkan keterampilan ini, hendaknyamencakup latihan berikut ini:
•membentuk pertanyaan yang tepat
•mengidentifikasi sumber informasi yang diperkirakan dapat digunakan
•menggunakan bermacam-macam strategi
•menentukan perkiraan kesesuaianwaktu
•membuat berbagai etika.
Pustakawan hendaknyasecara khusus memfokuskanpada bimbingan muriddalam hal bagaimana mencari informasi otoritatif, terkini dan relevanserta bagaimana mendeteksi setiapbias atau ketidaktepatan. Sejumlah besar cakupan sumber informasiperlu diperiksa, dibandingkan dan dinilai guna memastikan bahwa hipotesis serta kesimpulan terbentukberdasarkan landasanpengetahuan yang luas. Murid yang kompeten hendaknya mampu mengidentifikasi kriteria berkaitan otoritas, kelengkapan, format dan relevansi, sudut pandang, keandalandan kesesuaian waktu.
Keterampilan Mengorganisasi dan Mencatat Informasi
Konsepsi tradisional mengenai fungsiperpustakaanseringkali hanya sebatas kegiatan mengumpulkan dan memilihinformasi. Kegiatan mengorganisasi dan menggunakaninformasi belum diakui sepenuhnya. Akan tetapi, di perpustakaan sekolah, kegiatan tersebut merupakan kegiatan penting sama pentingnya dengan titik awal. Pustakawan hendaknya membantumuriddalam pengembangan keterampilan ini bila mereka mengerjakan proyek dan tugaslain. Karena alasan ini, maka pustakawan hendaknyaseorangpakar dalam kaidah struktural laporan proyek danmembantumurid mengenai bagaimana menulis tajuk, bab dan daftar pustaka.Di samping itu, ketrampilan muridmeringkas, mengutip dan menulisdaftar bacaansecara lengkap dan akurat,hendaknya dikembangkan di perpustakaan serta dibantu oleh pustakawan. Murid yang kompeten hendaknya sanggupmembuat catatan,menyimpan informasidan menjadikannyasiap untuk digunakan.
Keterampilan Berkomunikasi dan Realisasi
Mengintepretasikan informasi dan memanfaatkannya pada waktu mengerjakan proyek dan tugasmerupakan dua keterampilan pembelajaran yang paling sulit. Dengan menguasai keterampilan ini, akan dapat terlihat apakah muridbenar-benar memahami informasiyang mereka sajikan atau tidak. Mentransformasikan informasi yang telah terkumpul agar benar-
benar dipahamiorang lain merupakan aktivitas penuh tantangan.
Murid yang kompeten hendaknya sanggupmemproses informasi sesuai urutan berikut:
•mengintegrasikaninformasi yang berasal dari bermacam-macam sumber
•membuathubungan berbagai informasi yang terkumpul
•membuat kesimpulan
•membentuk makna
•membentuk keterkaitan dengan pengetahuan sebelumnya.
Lebih lagi, murid yang kompeten hendaknyadapat melakukan hal berikut:
•berkomunikasi secara jelas
•menyatakan tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan
•mendemonstrasikan presentasi secara efektif.
Peran pustakawan di siniialah memberi nasihat dan melatihmuridmengenai aktivitas
tersebut sertamenciptakanlingkungan belajar di perpustakaan yangsesuai dengan
kebutuhan bantuan murid
Keterampilan Mengevaluasi
Tahap terakhir proyek pembelajaran muridterdiri dari proses mengevaluasi dan hasil
evaluasi. Amatlah penting bagi murid melakukan pemikiran kritis mengenai usaha mereka
dan apa yang telah mereka capai. Karena itu murid yang kompeten hendaknya mampu
menyelesaikan hal berikut :
•menghubungkan hasil kegiatan dengan apa yang direncanakan dan menentukan apakah hasil kegiatan telah mencapai tujuannya
•menentukan kekuatan dan kelemahan proyek
•memperlihatkan perbaikan dan implikasinya untuk tugas masa yang akan datang
Pustakawan hendaknya dilibatkan dalam proses evaluasi bersama guru atas dasardua alasan. Pertama, agar diketahui bagaimana perpustakaan telah dikelola guna memenuhi kebutuhan pemakai. Alasan kedua, agar pustakawan dan perpustakaan mampu berfungsisebagai mitra pembekajaran yang aktif yang sanggupmemberi gambaranmengenai hubungan antara proses pembelajarandengan hasil akhir.
Banyak negara, para pejabat setempat dan berbagai perpustakaan sekolah telah berhasil membuat perencanaan pendidikanpemakai perpustakaan. Beberapa informasi mengenai haltersebut tersedia di Internet.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka selektif American Association ofSchool Librarians,Information power: guidelines for school
library media programs. ACET, 1988.
Australian School Library Association at www.asla.org..au/policy.htm
Pernyataan kebijakan mengenai
- Lietrasi informasi
-Literasui informasi elektronik
- Pembelajaran dan kurikulum berbasis sumber daya informasi
-Penyediaan sumber daya informasi
-Undang-Undang Hak Perpustakaan Sekolah
-Pendanaan pusat sumber daya perpustakaan sekolah
-Kualifikasi guru pustakawan
Canadian School Library Association, A Position Statement on Effective School Library Programs in Canada.www.cla.ca/divisions/csla/pub 3.htm
Convention of Scottish Lokal Authorities, Standards for school library services in
Scotland.COSLA, 1999.ISBN 1872794467
CompetencyRequirements.IFLA, 1995. ISBN 9070916576
Haycock, Ken & Blanche Woolls.School librarianship: International perspectives &
issues.Hi Willow Research Publishing/ IASL, 1997.ISBN 1 89086 122 7
IFLA/UNESCOThe school library manifesto: the school library in teaching and learning
for all.IFLA, 2000
www.ifla.org./VII/s11/pubs/manifest.htm
www.ifla.org/VII/s8/unesco/eng.htm
Library Association of Ireland,Policy Statement on School Library Services, 1996.
www.libraryassociation.ie/policy/schools/htm
Library Services for Education, Central to excellence: guidelines for effective school
libraries. Leicestershire County Council, 2002.ISBN 0850224403
LISC Guidelines –second edition forthcoming.www.liscni.co.uk
The Primary school library guidelines.Library Association, 2000.ISBN 0953740404
School libraries: guidelines for good practice.Library Association of Ireland, 1994.ISBN
0946037248
School Library Standards and Evaluation: list of American website.
www.sldirectory.com/libsf/resf/evaluate.html
Scottish Library Association et al. Taking a closer look at the school library resource
centre: self-evaluation using performance e indicators. 1999.
www.slainte.org.uk/Slicpubs/schoolpis.pdf
South Africa, Department of Education.A National Policy Framework for School Library
Standards, July 1997.http://education.pwv.gov.za/teli2/policydocuments/library 1.htm
Stripling, Barbara K.Learning and libraries in an information age: Principles & practice.
Libraries Unlimited, 1999.ISBN 1 56308 666 2
Tilke, Anthony (ed),Library Association guidelines for secondary school libraries.
Library Association, 1998.ISBN 1856042782
AsosiasiPerpustakaan Nasional (National Library Asociations)merupakan sumber yang
baik untuk informasi lebih lanjut.
Lampiran
Manifesto Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO
Perpustakaan Sekolah dalam Pengajaran dan
Pembelajaran untuk Semua
Perpustakaan sekolah menyediakan informasi dan ide yang merupakan dasar keberhasilan fungsional dalam masyarakat masa kini yang berbasis pengetahuan dan informasi. Perpustakaan sekolah membekalimuridberupaketerampilan pembelajaran sepanjang hayat serta imajinasi, memungkinkan mereka hidup sebagai warganegarayang bertanggungjawab.
Misi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah menyediakan jasa pembelajaran, buku dan sumber daya yang memungkinkan semuaanggota komunitassekolah menjadi pemikir kritis dan pengguna informasi yang efektif dalam berbagaiformatdan media. Perpustakaan sekolah berhubungan dengan jaringan perpustakaan dan informasi yang lebih luas sesuai dengan prinsip Manifesto Perpustakaan Umumyang dikeluarkan UNESCO. Staf perpustakaan menunjangpenggunaan buku dan sumber informasi lainnya, mulai dari buku fiksi sampai dokumenter,dari tercetaksampai elektronik, yang tersedia di sekolah maupuntempat lain. Materi tersebut melengkapi dan memperkaya buku ajar, bahan dan metodologimengajar.
Telah terbukti, jika para pustakawan dan guru bekerja sama, maka murid akan mencapai tingkat literasi, kemampuan membaca, belajar, memecahkan masalah serta keterampilanteknologi informasi dan komunikasi yang lebih tinggi. Jasaperpustakaan sekolah harus diselenggarakan secara adil dan merata bagi semua anggota komunitas sekolah tanpa membeda-bedakan umur, ras, jenis kelamin, agama, kebangsaan, bahasa,status profesional ataupunsosial.Jasa dan materikhusus perpustakaan harusdisediakan bagi mereka yang tak mampu menggunakan arus utama jasa dan materi perpustakaan. Akses kejasa dan koleksi perpustakaan hendaknya didasarkan pada Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan tidak terikat pada segala bentuk ideologi,politik dan sensor agama,ataupuntekanan perdagangan.
Legislasi Pembiayaan dan Jaringan
Perpustakaan sekolahmemiliki arti penting bagistrategi jangka panjang pengembangan literasi, pendidikan, penyediaaninformasi sertaekonomi, sosial dan budaya. Sebagai bentuk tanggung jawab para pejabat berwenang lokal,regional dan nasional, maka hal itu perlu dukungan legislasi dan kebijakan khusus. Perpustakaan sekolah harusmemperoleh pendanaan yang mencukupi dan berlanjut untuk keperluan tenaga terlatih, materi perpustakaan, teknologi dan fasilitas. Pemenuhan kebutuhan tersebut hendaknya cuma-cuma. Perpustakaan sekolah merupakan mitra penting dalam jaringanperpustakaan dan nformasi lokal, regional, dan nasional. Jika perpustakaan sekolah berbagi fasilitas dan/atau
sumber daya dengan jenis perpustakaan lain,seperti perpustakaan umum, maka tujuan khas perpustakaan sekolahharus diakui dan dipertahankan.
Implementasi Manifesto
Pemerintah,melalui kementerian yang bertanggung jawabatas pendidikan, didorong untukmengembangkan strategi, kebijakan dan perencanaanyangmengimplementasikanprinsipManifesto ini. Perencanaan hendaknya mencakup penyebaran Manifesto ini pada program pelatihanawal dan kesinambunganbagi pustakawan dan guru.
TujuanPerpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan bagianintegral proses pendidikan.Berikut ini butiran pentingbagi pengembangan literasi, literasi informasi, pengajaran, pembelajaran dan kebudayaan sertamerupakan jasainti perpustakaan sekolah:
•mendukung dan memperluas sasaran pendidikan sebagaimana digariskandalam misi dan kurikulum sekolah;
•mengembangkan dan mempertahankan kelanjutan anak dalam kebiasaan dan keceriaanmembaca dan belajar, serta menggunakan perpustakaan sepanjang hayat mereka;
•memberikankesempatan untukmemperoleh pengalaman dalam menciptakandan menggunakan informasi untuk pengetahuan pemahaman, daya pikir dan keceriaan;
•mendukung semuamurid dalam pembelajaran dan praktek keterampilan
mengevaluasi dan menggunakan informasi, tanpa memandang bentuk, format ataumedia, termasuk kepekaanmodus berkomunikasi di komunitas;
•menyediakan akses ke sumber daya lokal, regional, nasional dan global dan kesempatan pembelajar menyingkap ide, pengalaman dan opini yang beraneka ragam;
•mengorganisasiaktivitas yang mendorongkesadaranserta kepekaan budaya dan sosial;
•bekerja denganmurid, guru, administrator dan orangtuauntuk mencapai misi sekolah;
•menyatakan bahwa konsep kebebasan intelektual dan akses informasi merupakan halpenting bagiterciptanya warga negara yang bertanggung jawab dan efektif serta partisipasi di alam demokrasi;
•promosi membaca dan sumber daya serta jasa perpustakaan sekolahkepada seluruh komunitassekolah dan masyarakat luas.
Perpustakaan sekolah memenuhi fungsi tersebut dengan mengembangkan kebijakan dan jasa, memilih dan memperoleh sumber daya informasi,menyediakan akses fisik dan intelektual ke sumber informasi yang sesuai, menyediakan fasilitas pembelajaran, serta mempekerjakanstaf terlatih.
Staf
Pustakawan sekolah adalah anggota staf berkualifikasi profesional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengelolaanperpustakaan sekolah, sedapat mungkin dibantu staf yang cukup,bekerja sama dengan semua anggota komunitas sekolah, dan berhubungan dengan perpustakaan umum dan lainnya. Peran pustakawan sekolah bervariasi tergantung pada anggaran,kurikulum dan metodologi pengajaran di sekolah, dalam batas kerangka kerja keuangan dan perundang-undangan nasional. Di dalam konteks khusus, adaranah umum pengetahuan yang penting jika pustakawan sekolah mengembangkandan mengoperasikan jasaperpustakaan sekolahyang efektif:yaitu mencakup sumber daya, manajemen perpustakaan dan informasi serta pengajaran. Di dalam lingkungan jaringanyang makin berkembang, pustakawan sekolah harus kompeten dalam perencanaan dan pengajaran keterampilan menangani informasi yang berbeda-bedabagi guru dan murid. Dengan demikian,pustakawan harus melanjutkanpengembangan dan pelatihanprofesionalnya.
Penyelenggaraan dan Manajemen
Untuk menjamin penyelenggaraan yang efektif dan dapat dipertanggungjawabkan, maka:
•kebijakan mengenai jasa perpustakaan sekolah harus dirumuskanguna
menentukan tujuan, prioritas dan jasa dalam kaitannya dengan kurikulum
sekolah;
•perpustakaan sekolah harus terorganisasi dan dikelola sesuai standar
profesional;
•jasa hendaknya dapat diakses oleh semua anggota komunitas sekolah dan
diselenggarakandalam konteks komunitas lokal;
•kerjasama dengan guru, manajemen senior sekolah, administrator, orang tua murid, pustakawan dan profesionalinformasi lainnya dankelompok komunitas harus didorong.
download panduan pengelolaan perpustakaan sekolah
adapted from: http://72.14.235.104/search?q=cache:F8if_kaAdOQJ:www.ifla.org/VII/s11/pubs/sguide02-my.pdf+perpustakaan+sekolah&hl=id&ct=clnk&cd=5&gl=id
146 komentar
Numpang nge-link blog ya..
hidup anak perpus ^-^
saya anak perpus UNPAD...
saya juga anak perpustakaan UIN Jakarta,kalau boleh saya minta informasi tentang perkembangan perpustakaan ya...lewat email saya sebelumnya terima kasih MAJU TERUS ILMU PERPUSTAKAAN...............
Maju terus Ilmu Perpustakaan!!!!!!
saya anak perpustakaan ui sekarang lagi merintis konsultan perpustakaan, doain yah mas.. nanti kalau ada masalah saya boleh nanya2 kan mas??
hidup pustakawan!!
thank klo di jwab
hay piye but kabar mu
wah saiki rodo meso
maen dunia maya trus ki........................
but kok jarang nang kmps
ada apakah...........
mbok maen kapan2
ak wis..kangen tenan ki sam kamu
ya dah ....sukses ya......pustakawan muda
Saya alumni JIP UI 1998, bertugas sebagai pustakawan di perputakaan iduk IAIN Ar-Raniry dan dosen bidang Info & perpustakaan Fak Adab Banda Aceh. Saat ini sedang studi program MLIS di McGill University.
Terus terang saya terharu stlh membaca komentar dari para" library lovers" di tanah air. Saya optimis usaha kita membangun bangsa melalui peningkatan minat baca InsyAllah akan berhasil.
Salam,
aku juga anak perpustakaan. kalau suatu perpustakaan tanpa adanya dana / anggaran bagaimana kita bisa mengembangkan nya mas ?
barangkali ada teen lain ada masukkan kami tunggu dan terima kasih buanget ya . . .
maz gmana dong koq emailku nga dibalas2 dan ana cuman minta panduan perpustakaan pemula tingkat sd
wassalam
pustakawati
bukunya antara lain :
1. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, diterbitkan oleh Perpusnas RI tahun 2001
2. Manajemen Perpustakaan Sekolah, penulis Lasa Hs, diterbitkan oleh Pinus Book Publisher Yogyakarta
semoga dapat membantu......
terimakasih
aku petugas perpustakaan yang akan mendirikan organisasi perpustakaan tingkat kabupaten. langkah-langkah apa yang harus diupayakan ya mas?
1. standar minimal koleksi terutama perpustakaan sekolah, koleksi minimal yang harus disediakan perpustakaan sekolah. Menurut IFLA (International Federation Library Association) membuat standar yang mesti dipernuhi oleh perpustakaan sekolah, diantaranya adalah koleksi buku yang sesuai hendaknya menyediakan sepuluh buku per murid. Sekolah terkecil hendaknya memiliki paling sedikit 2.500 judul materi perpustakaan yang relevan dan mutakhir agar stok buku berimbang untuk semua murid. Paling sedikit 60% koleksi perpustakaan terdiri dari buku nonfiksi yang berkaitan dengan kurikulum. Di samping itu, perpustakaan sekolah hendaknya memiliki koleksi untuk keperluan hiburan seperti novel populer, musik, dolanan, komputer, VCD, majalah dan poster. Materi semacam itu dipilih—selain oleh guru, kepala sekolah, dan pustakawan—juga bekerja sama dengan murid agar koleksi perpustakaan mencerminkan minat dan budaya mereka, tanpa melintasi batas wajar standar etika.
2.kapan saatnya penambahan jumlah buku, dan kapan saatnya buku diganti?
kemudian utk jawaban ttg peremajaan koleksi, di ilmu perpustakaan kan ada istilah weeding ( bukan wedding lho....hehehe).atau juga kegiatan stock opname nah, weeding ini idealnya dilakukan secara berkala, tergantung 'kemampuan' perpustakaan melakukan weeding, kenapa ? karena utk melakukan weeding itu kan perpustakaan harus 'tutup' kadang-kadang.kalau baiknya sih, setiap tahun perpustakaan ya harus melakukan weeding.mengeluarkan koleksi yang sudah tidak diperlukan lagi oleh pemustaka, mendata ulang, dan menambah koleksi yang sangat diperlukan oleh pemustaka. Ada alternatif lain supaya perpustakaan tidak sering tutup karena perpustakaan public area Biisa diakali dengan sistem otomasinya, jadi weeding tidak perlu tutup perpustakaan, keseringan tutup susah karena publik area, mestiya harus tetap bisa diakses pemustaka. Coba buat statistik otomasinya dengan cara, menghitung jumlah peminjam pada masing-masing judul, tidak susahkan kalu itu otomasi, so juga kan mengarahkan pada konsep sistim otomasi pendukung keputusan sebelum diputuskan menjadi sisitim informamsi perpustakaan.
- untuk penambahan buku, bisa dilakukan per semester atau pertahun kalau di perpustakaan ku ada program wakaf buku, buku yang di wakafkan sebaiknya buku non pelajaran atau buku fiksjadi untuk kelas 6 di wajibkan menyumbang buku sebagai kenang2an. jadi sedikit menghemat anggaran
terimakasih semoga dapat membantu
semoga memberi manfaat buat q yang ingin memajukan perpustakaan di sd q..., shingga mampu meningkatkan minat baca anak...
Pustakawan Pelaksana SMAN 2 Temanggung
Makasih atas semua bantuannya. Kalau bisa contoh-contoh format dikirim lewat e-mail saya saja : joko_3546@yahoo.co.id
TBM Riyadul Jannah Kp. Bojong Badak RT.02 RW. 07 Desa Cikasungka Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung.
perpustakaan yg sederhana ja pak.. coZ tgl 30 skrang itu hrus bres...'' pak tolong sya y'''' krim kan aja contoh nya ke email saya.
potato_band@yahoo.co.id
ju2r saya mrasa sangat terbantu dengan adanya, pa budhi ya"??
ya pak saya mhon. trima ksh pak wasalam.
hormat saya
ate tisna
kira-kira langkah awal apa yg sebaiknya saja kerjakan ni pak?
terima kasih sebelumnya, wassalam
saya ngurah, saya pegawai perpustakaan di salah satu SMA negeri di Bali... maaf saya mau tanya..
1.tentang contoh proposal yang bagus untuk permintaan dana pembelian buku??
2. Untuk katalog yang baru dengan menggunakan tekhnologi itu seperti apa? maklum Katalog kami masih manual...
3. cara agar siswa itu lebih sering berkunjung ke perpustakaan?
terima kasih dan tolong solusinya...
om shantih.. shantih.. shantih ..om
1. contoh proposal ada kok di google aku pernah menemukan he2
2. untuk katalog online enak menggunakan slims milik diknas, software nya free pak anda dapat mendownload nya di http://senayan.diknas.go.id, kalau untuk mudahnya download psenayan kalau advance anda bisa menggunakan source ex senayan3-stable12
3. agar siswa sering darang ke perpustakaan kiatnya mudah pak;
a. buat disain perpustakaan semenarik mungkin, bisa dari segi hiasan dinding atau cat perpustakaan dengan semeriah mungkin tetapi enak di mata
b. buat kegiatan di perpustakaan misalnya;
- siswa di ajak belajar di perpustakaan, kegiatan ini melibatkan unsur guru untuk berpartisipasi
- melakukan kegiatan lomba minat dan kegemaran membaca seperti lomba esay tentang perpustakaan dll
- membuat kegiatan seperti pembuatan sinopsis dan kliping
c. promosi tentang kegiatan perpustakaan, bisa di lakukan hari senin pas upacara efektif tuh pak untuk promosi he2
akhir kata agar dana sekolah untuk perpustakaan mengalir banyak, pak randy bisa membuat program yang menarik kemudian di presentasikan ke kepala sekolah dan komite sekolah.... tq
-
untuk pengklasifikasian buku yang diluar DDC gimana ? n untuk pengaturan di rak gimana ? kan di sekolah banyak buku paket (BOS) , maksih sebelumnya, jawabannya ditunggu biar pusing nya hilang
Nuwun
saya mohon izin untuk mengcopy artikel kangbudhi
makasih y kang , , ,
maju terus perpustakaan sekolah indonesia.
kebetulan saya Ketua ATPUSI Prop.Kalimantan Selatan
Periode 2010-2014.
maz, mau tany untuk pembuatan katalog dan sununan penataan dalam rak katalog gimana?
makasih
pak,, saya pustakawan baru dsalah satu skolah swasta dbandung. saya ksulitan membuat program perpustakaan, d karnakan latar blakang pendidikan sya bukan jurusan perpustakaan, jd sya mhon bpak bsa bntu sya. tolong y pak krim kan contoh program dan isi tentang perpustakaan yang sederhana..kalau boleh dkirimkan ke email sy murasakiyui85@yahoo.com
saya mrasa sangat terbantu dengan adanya pa budhi
ya pak saya mhon. trima ksh pak wasalamualaikum.
SAYA KHAN LULUSAN S1 PERPUSTAKAAN DARI IAIN STS JMBI YANG BARU DI WISUDA TANGGAL 30 JUNI 2010. DARI 30 MAHSAISWA JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN ANGKATAN PERTAMA BARU LULUS 14 ORANG TERMASUK SYA.. GINI SETELAH SATU MINGGUSAYA DIWISUDA SAYA MELAMAR DI SLAH SATU PERPUSTAKAAN DIKOTA JAMBI TTAPI BELUM ADA TANGAPAN DARI PERPUSTAKAAN TRSEBUT. DAN AKHIRNYA SAYA DI MINATA OLEH SD SDBI DI MUARO JAMBI.... NAH DI SINI SAYA MERASA BELUM DAPATMENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI YANG LINGKUPNYA YANG TERLALU KECIL... SDANGKAN DALAM UU N0 43 TAHUN 2007 ;;BAHWA SETIAP INSTANSI ATAU BADAN PERPUSTAKAAN HARUS DI PIMPIN OLEH PUSTAKAWAN ... ITU MKSH SBLUMNYA
saya mrasa sangat terbantu dengan adanya pa budhi
ya pak saya mhon. trima ksh pak wasalamualaikum.
pak perusahaan2 apa yang sosial untuk perpustakaan? maaf buku2 ditempat saya kurang, tolong dong sosialisasi bahwa perpustakaan itu laboratoriam masyarakat, ya swasta maupun pemerintah untuk memperbanyak dananya.okey siip kita tunggu.
ijin copy tuk ksih ke kepala perpus di sekolah ku, karna dia bukan pustakawan ahli... :)
kang saya mau tanya bagaimana langkah-langkahnya untuk mengadakan seminar tentang perpustakaan,?
monggo/silahkan..
mhn sy dkirimi cara - cara pengolahan perpus skul krn saya adl pustakawan baru dslh satu skul swasta d jepara dan pendidikan saya tdk menjurus dgn jurusan ilmu perpustakaan. tlg jg dkirimi cara klasifikasi + pedomannya. tlg dikirim lwt e mail safaperpus@yahoo.com
sya tggu scptnya & mksh sblumnya
waalaikumussalam.w.w mas safa njenengan bisa baca manajemen perpustakaan sekolah karya bapak Lasa, HS disana ada pedoman memanage perpustakaan dari A-Z :) dan buku nya dapat dibeli di toko buku terdekat. tq
boleh ea kk saya mencopy ny
monggo
Luar biasa artikelnya.. mohon izin saya copy ya...
buat bahan di sekolah saya..
sudilah kiranya anda mengikhlaskan informasi ini saya copy...
waalaikumussalam.w.w monggo mas, ok mas
monggo mas, dengan senang hati
monggo mas
untuk referensi mb yuyun bisa baca buku referensi manajemen perpustakaan sekolah karya Lasa, Hs disitu dibahas pengelolaan perpustakaan sekolah dari a-z mb. tq
ada mas bisa download di http://archive.ifla.org/VII/s11/pubs/SchoolLibraryGuidelines-id.pdf . semoga bermanfaat
saya pustakawati disekolah negeri.
saya mau nanya pak gmn cara meningkatkan minat baca siswa/i saya??
Terimakasih mas.....
Ada panduan nya bu, bu sriwati dapat membaca bukunya pak lasa, Hs tentang pengelolaan perpustakaan sekolah atau manajemen perpustakaan sekolah. di buku tersebut di bahas a-z tentang perpustakaan. Untuk lebih baiknya ibu sriwati bisa ngangkat pustakawan untuk mengurusi perpustakaan tsb. tq
sama2 mb dinta
untuk pak achmad muslih perpustakaan sekolah atau umum ?
boleh bu Dwi Kartika Verari
boleh
Yg saya tanyakn : Mengapa pemerintah tdk mengadakn pendidikn khusus (2~5 hari) bg petugas2 perpus di sekolahan agar bisa memenej/mengelola perpus dengan baik dan teratur?
Kpd siapa saya harus mengadu?
ditunggu informasinya,terima kasih...
sitikurniati14@yahoo.com
terima kasih....
http://goo.gl/5zJIpW